Partikel; Kami.

Eh, namanya apa ya enaknya?”

“Apa ya? Hmmm.”

“Partikel?”

“Setuju!”

.

.

.

Semudah membuat suatu nama, semudah itu pula kami menjalin tali pertemanan.

Dimulai dari kecanggungan memang. Namun, apa harus kami katakan bahwa itu hanya bertahan sepersekian detik saja?

Dea, kami terkadang cukup terkejut dengan kepribadiannya yang dewasa padahal ia adalah salah satu line-01 atau kelahiran 2001 di kelas kami. Ia adalah mantan ketua kelas kami karena masa jabatannya hanya saat kami kelas 10 saja. Dia ini orang paling cuek di kelas, tidak tengok kanan tengok kiri tapi jalan terus itu prinsipnya.

Rara, sudah menjadi rahasia umum dan perbincangan satu angkatan kalau dia ini anak jenius. Ibu Fisika yang diam-diam mahir nge-dance ini kerap kali diabaikan oleh lawan bicaranya atau bahasa gaulnya, sering dikacangin, tanpa alasan yang jelas. Sering sekali berbeda pendapat dengan anak kelas, tetapi tidak dalam hal yang buruk.

Nisa, pinky girl yang semua barangnya memiliki unsur pink tanpa terkecuali. Ia adalah tipe orang yang sangat tersusun rapi dalam menata barang maupun hidupnya. Kami hanya dapat menggelengkan kepala atau terbawa suasana kalau dia sudah tertawa terbahak-bahak sendiri. Masih suka lupa kalau ia sudah hijrah.

Ima, bendahara kelas yang sudah memiliki pengalaman selama 5 tahun lebih dalam mengelola segala jenis uang kelas. Ia suka sekali tiba-tiba membuat suatu tren lucu bersama 2 partner sejatinya, Diffa dan Nanda. Ketiga sekawan ini juga memiliki hobi yang sama yaitu work out. Ia juga merupakan penonton setia vlogger-vlogger.

Syerin, tipe anak yang paling moody dan penghancur suasana kelas dengan keseriusannya. Suara rendah yang tak terelakan sering terdengar ditengah kediaman suasana kelas, niatnya ingin agar tidak terdengar tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Ia adalah anak yang paling anti mengambil jurusan IPA di kuliah.

Fira, anak yang kebetulan lahir terlebih dahulu dibanding Salsa -kembarannya ini sering sekali menyebut dirinya ‘calon dokter’ atau ‘calon scientist‘. Kami sangat tidak heran dengan cita-citanya tersebut karena ia memang jagonya Biologi. Memiliki tulisan tangan yang sangat kecil tapi ia tidak pernah mau mengakuinya.

Mifta, cewek yang susah untuk diam ini adalah masternya dance. Koreografer pribadi kami yang sudah membawa kelas ke atas podium 2 tahun berturut-turut dengan dance ciptaannya pada kompetisi menari di asrama. Ia juga salah satu ‘calon dokter’ yang bercita-cita memiliki rumah sakit bersama kakaknya.

Kepribadian yang jauh berbeda ini terkadang membuat kami bingung. Bagaimana bisa kami berteman? Bagaimana bisa kami bertahan selama 3 tahun ini?

Banyak sekali spekulasi-spekulasi yang kami pikirkan.

Mungkin, karena kami MEMILIH untuk saling mengalah.

Mungkin, karena kami MEMILIH untuk tidak suka membesarkan suatu masalah.

Mungkin, karena kami MEMILIH untuk tidak pilih kasih.

Mungkin, karena kami MEMILIH untuk mau terus bersama.

Mungkin, karena kami MEMILIH untuk bertahan.

Mungkin.

.

.

.

Pada akhirnya karena pilihan-pilihan tersebut kami masih bersama kan?

 

Hanya 7 orang dari 12 A yang kebetulan sekelompok.

Didedikasikan juga untuk 17 orang sisanya dari 12 A.

 

Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus

Leave a comment